Pages

Thursday 29 June 2017

Sejatuh-jatuhhnya pilihan.

Ada orang

yang diciptakan Tuhan untuk mengenalkanmu pada rasa sakit

ada pula orang yang dihadirkan olehNya
untuk mendekatkanmu kepada bahagia

Pada siapapun

kamu menjatuhkan pilihan
jatuhlah sejatuh-jatuhnya dengan orang yang membuatkan kamu bersyukur jika melihat senyumannya.

Pilihlah.

Pilih aku, jika memang aku satu-satunya yang kau inginkan.

Denganmu, aku ingin berhati-hati.

Sejak awal aku tahu
Tidak semua cinta, akan menyatu
Tidak semua rindu, akan tidak membiru

Bertemu denganmu aku jadi berhati-hati
Tidak ingin ada rasa terlampau besar
Agar hatiku bisa bersabar

Mengenalmu lebih jauh, aku ingin berhati-hati
Tidak perlu berharap lebih
Agar hatiku tidak melambung tinggi

Mencintaimu, aku ingin lebih berhati-hati
Kerana bila semua bersumber dari hati
Apakah rasaku sudah berpusat pada Sang Pemilik Hati?

Denganmu, aku akan lebih berhati-hati
Kerana itu, berhati-hatilah dengan hatiku
Agar ketika kelak kita tahu kita tidak disatukanNya
Dada kita masih mampu berlapang
Mengikhlaskan segalanya
Lalu memulai lagi dari awal
Sebagai sosok pemaaf yang mencintai damai

Maafkan aku, mengenalimu lebih.

Tuesday 20 June 2017

Aku cuma tertanya.

Aku tertanya,

jika suatu hari nanti kau menemukan tulisanku,

akankah kau tahu tulisan itu semua tentang kau?

Monday 19 June 2017

Saat semua membantah aku menjadi penulis.

Realiti pada angan-angan lalu, bukan sekadar mengisi senggang waktu.

Ternyata orang yang terjebak begini tidak dapat ke mana-mana bila kehilangan sistem sokongan dan prasangka baik dari persekitaran.

Saat orang membentak untuk menurut kata mereka dengan patuh, aku tahu kau bisa menyembuh sebab itu aku terlalu mencintaimu. Aku tahu kau turut berjuang bersamaku. Tapi saat orang mengatakanmu bukan salah satu kepentingan, aku rapuh. Kau tetap bersamaku, tapi aku semakin kehilanganmu.

Ikut kata orang, perlahan-lahan mati. Ikut hati, dipinggir-pinggir sendiri.

"Selamat tinggal tulisan-tulisan. Orang kata kau tidak berkepentingan dan membuang masa." Sakitnya, buku kosong dan pena kaku.

Apa salah sang menulis?